Jumat, 06 Januari 2012

8. tipe-tipe keputusan

Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak namun juga para manajer tingkat menengah dan bawah (lini pertama).
Dalam kondisi kepastian (certainty), para manajer mengetahui apa yang akan terjadi pada waktu yang akan dating dikarenakan tersedianya informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.
Dalam kodisi ketidakpastian (uncertainty), manajer tidak mengetahui probabilitas bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasilnya. Kondisi-kondisi ketidakpastian pada umumnya adalah keputusan-keputusan kritis dan paling menarik.
Keputusan yang dilakukan oleh manajer tingkat atas sifatnya rutin dan berulang-ulang, ini disebut keputusan terprogram atau keputusan terstruktur. Terprogram bukan berarti keputusan itu dibuat oleh program computer, tetapi berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan secara berulang-ulang dan keputusan pada tingkat yang lebih tinggi sifatnya lebih tidak terprogram atau lebih tidak terstruktur.
Secara ringkas keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu :
a.       Keputusan tidak terstruktur (non programmed decision)
Adalah keputusan yang sifatnya adalah tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas (top manajer).
b.      Keputusan setengah terstruktur (semi programmed decision)
Adalah keputusan yang dapat deprogram. Keputusan tersebut masih membutuhkan pertimbangan-pertimbangan dari si pengambil keputusan. Keputusan seperti ini sifatnya rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan secara analisis yang rinci.
c.       Keputusan terstruktur (programmed decision)
Adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan-keputusan yang duhasilkan sifatnya rutin dan berulang-ulang.

7. hambatan komunikasi

Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
1. Hambatan Semantik
2. Hambatan Mekanik
3. Hambatan Antropologis
4. Hambatan Psikologis

Hambatan Semantik adalah komunikasi yang disebabkan oleh factor bahasa yang digunakan oleg para pelaku komunikasi.
Contoh : seorang waiter kesulitan menangkap maksud pembicaraan tamu restaurant karena bahasa yang tidak mengerti.

Hambatan Mekanik adalah yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya.
Contoh : bunyi pengeras suara yang gaung, gambar televise yang tidak jelas, salah cetak pada surat kabar atau majalah.
Hambatan Ekologis adalah hambatan yang disebabkan oleh lingkungan sekitar proses komunikasi tersebut
Hambatan Antropologis adalah hambatan yang disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia.

Contoh Berupa perbedan budaya, adapt, norma yang berlaku
Hambatan Psikologis adalah hambatan yang disebabkan oleh factor kejiwaan.
Contoh : Jika komunikan sedang sedih, marah atau berprasangka buruk pada komunikator maka akan terjadi miss communicant, salah sasaran komunikasi.
source : modul kuliah.

6. proses komunikasi

Proses komunikasi terdiri dari 5 tahap, yaitu :
1.Proses Komunikasi dalam Diri Kominukator
Menurut sifat materinya Peralatan tubuh manusia yang ada hubungannya dengan ilmu kita ini dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu peralatan jasmaniah yang berupa semua anggota tubuh termasuk panca indra, dan peralatan rohaniah yang berupa akal, budi, hati nurani, dan seperangkat naluri.
Peralatan rohani selalu bekerja bersama-sama, secara terus-menerus selama manusia yang memilikinya dalam keadaan sadar, sedangkan hasil kerja peralatan jasmani merupakan perwujudan dari hasil kerja peralatan rohani.
2.Proses Komunikasi antara Komunikator dan Komunikan
Proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dengan komunikan. Proses ini berawal sejak komunikator melakukan tindak komunikasi sampai komunikan menerima isi pernyataan komunikator.
Isi pernyataan ini disampaikan secara langsung atau komunikasi tatap muka dan juga dengan menggunakan alat perantara atau media.
3.Proses Komunikasi dalam Diri Komunikan
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri komunikan. Proses ini terjadi sejak komunikan menerima isi pernyataan komunikator hingga komunikan menyampaikan feedback terhadap isi pernyataan komunikator. Isi pernyataan komunikator melalui peralatan jasmaniah komunikan sampai kedalam dirinya dan diterima oleh peralatan rohaniah komunikan, yang terdiri dari hati nurani, akal, budi, dan seperangkat naluri (kebahagiaan, social, ingin tahu, dan komunikasi).
Dalam usaha komunikan untuk memahami isi pernyataan komunikator melalui tiga urutan peristiwa yaitu :
a.Pemahaman isi pernyataan komunikator sebagaimana diterima peralatan jasmaniahnya.
b.Menemukan motif komunikasi komunikator
c.Penyesuaian konsepsi kebahagiaan
4.Proses Komunikasi antara Komunikan dengan Komunikator
Proses komunikan ini dimulai sejak komunikan menyampaikan feedback komunikan (dalam hal ini komunikan sebagai komunikator II dan komunikator sebagai komunikan II).
5.Proses Komunikasi dalam Diri Komunikator
Proses ini berawal saat komunikator (komunikan II) menerima feedback dari komunikan (komunikator II) hingga komunikator (komunikan II) memutuskan untuk melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan isi pernyataan.
http://missririn.blogspot.com/2011/11/proses-komunikasi.html

5. pembagian kerja

Pembagian Kerja

PEMBAGIAN KERJA DALAM HARI

a. Pembagian Kerja (Division of work)
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya telah di tentukan. Keseluruhan pekerjaan dan kegiatan yang telah di rencanakan tentunya perlu di sederhanakan guna mempermudahkan bagaimana pengimplementasikannya. Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan di tugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik. Sebagai contohnya : perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, dari diagram (di bawah) dapat kita lihat pembagian kerja di dalam perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, yaitu pembagian kerja untuk direktur operasional dan hukum, direktur pemasaran, direktur keuangan dan administrasi, manajer keuangan dan administrasi, administrasi operasional, surveyor, staf pemasaran, staf accounting, staf keuangan. Saat ini penggunaan pembagian kerja lebih banyak di gunakan karena pada dasarnya yang di bagi – bagi adalah pekerjaannya, bukan orang – orangnya.

b. Alasan Pembagian Kerja
Adapun alasan diadakan pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri tanpa bantuan orang lain. Menurut Sondang P. Siagian ada tiga alas an diadakan pembagian kerja, yaitu :
a. Beban kerja yang harus di pikul
b. Jenis pekerjaan yang harus beragam
c. Berbagai spesialisasi yang diperlukan
Dengan adanya pembegian kerja pegawai atau karyawan dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Spesialisasi pekerjaan diperlukan karena dalam pembagian kerja terjadi pembagian fungsi-fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
Indikator Pembagian Kerja
Untuk mengukur pembagian kerja digunakan indikator-indikator sebagai berikut :
1) Penempatan karyawan
Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal.
2) Beban kerja
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu. Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan tersebut harus tetap sama beban kerjanya.
3) Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarrkan oleh keahlian atau ketrampilan khusus. Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan bukan berarti merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.
http://annesdecha.blogspot.com/2011/05/pembagian-kerja-dalam-hari.html

4. delegasi wewenang

Delegasi Wewenang

WEWENANG, DELEGASI

Definisi wewenang :
1.Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization :
• Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada
suatu jabatan.
2.Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of Management Authority adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.
3.Menurut G. R. Terry :
• Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain
supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.
4.Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
• Authority adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
suatu tugas/kewajiban tertentu. Jadi, wewenang adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas perusahaan. Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa.
Wewenang terbagi atas 3 jenis :
a. Line Authority (wewenang lini), wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung, di
seluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi.
b. Staff Authority (wewenang staf), wewenang kelompok, individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini.
c. Functional Authority (wewenang fungsional), wewenang anggota staf departemen untuk
mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.
Definisi Kekuasaan :
Kuasa adalah kekuatan, seseorang yang disegani karena mempunyai kekuatan tertentu, baik kekuatan fisik, mental maupun karena mempunyai pengaruh yang cukup luas.
Sumber-sumber Kekuasaan :
a. Reward Power (kekuasaan menghargai), didasarkan pada kemampuan seseorang untuk
memberi penghargaan kepada orang lain, untuk melaksanakan perintah/memenuhi
persyaratan prestasi kerja.
b. Coercive Power (kekuasaan memaksa), didasarkan pada kemampuan orang yang
mempengaruhi untuk menghukum orang yang dipengaruhi jika tidak memenuhi persyaratan.
c. Legitimate Power (kekuasaan sah), kekuasaan ini ada jika seseorang karyawan atau orang yang dipengaruhi mengakui bahwa orang yang mempengaruhi memang berhak untuk menggunakan pengaruh dalam batas-batas tertentu.
d. Expert Power (kekuasaan keahlian), didasarkan pada persepsi / keyakinan bahwa orang yang mempengaruhi mempunyai keahlian relevan/pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi.
e. Referent Power (kekuasaan rujukan), didasarkan pada keinginan orang yang dipengaruhi
untuk dihubungkan dengan atau meniru orang yang mempengaruhi.
Delegasi
Tindakan memberikan wewenang dan tanggung jawab formal untuk menyelesaikan aktivitas
spesifik kepada bawahan.
Definisi Delegasi menurut para ahli :
a. Menurut Ralph C. Davis :
• Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan
wewenang berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.
b. Menurut Louis A. Allen :
• Pendelegasian adalah proses yang diikuti oleh seorang manajer dalam pembagian kerja
yang ditimpakan padanya, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan.

3. teori-teori organisasi

 Bab II

TEORI ORGANISASI KLASIK

Konsep-konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik atau kadang-kadang disebut juga teori tradisional. Dampak teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai contoh, organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak bagian lain dari teori klasik, telah ada ribuan tahun yang lalu.
Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoristik klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi. Teori klasik memberikan petunjuk “mekenistik” structural yang kaku, bukan kreativitas.
Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi. Sedangkan teori administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah member tekanan
pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik mendefinisikanorganisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain yang terjadi bila orang bekerjasama.


TEORI BIROKRASI


Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik - karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3. Program rasional dalam pencapaian.
4. Sisitem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5. System aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang       jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.



TEORI ADMINISTRASI


Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
Henry Fayol
Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok :


1. Kegiatan-kegiatan tehnikal

2. Kegiatan-kegiatan komersial

3. Kegiatan-kegiatan financial
4. Kegiatan-kegiatan keamanan
5. Kegiatan-kegiatan akutansi
6. Kegiatan-kegiatan manajerial



Fayol mengemukakan dan membahas empat belas kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi, yaitu :’

1. Pembagian kerja (division work)

2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual  interest to general interest)

7.  Balas jasa (remuneration of personnel)
8.  Sentralisasi (centralization)
9.  Rantai scalar (scalar chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de corps)


Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :

1. Perencanaan (planning),

2. Pengorganisasian (organizing),
3. Pemberian perintah (commanding),
4. Pengkoordinasian (coordinating), dan
5. Pengawasan (controlling)



Urwick dan Gulick : Mooney dan Reilly

Luther Gulick dan Lydall Urwick , menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahnyA technical Problem dan The Function of Administration.Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja , koordinasi , penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan. Proses, personalia, dan tempat “ dan penggunaan staff.Urwick terutama melihat kesulitan – kesulitan administrasi ,penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.

Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka,Onward Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip Koordinasi
2. Prinsip Skalar
3. Prinsip Fungsional





Manajemen Ilmiah


Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalahseperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management , The Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan , yaitu :
1. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
2. Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk ,encapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.


Teori Klasik : Anatomi Organisasi Formal


Tiga unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur-leteratur manajemen adalah :
1. Sistem kegiatan yang terkoordinat.
2. Kelompok orang.
3. Kerjasama untuk mencapai tujuan.


Organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.

Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” (unity of action) adalah sebagai berikut :

1. Kekuasaan, bisa demokratis atau teoritis, hal ini disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi.
2. Saling melayani, yang merupakan legitimasi social pada organisasi.
3. Doktrin, dalam arti sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi.
4. Disiplin, diartiakan sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.
Tiang dasar teori organisasi formal adalah :
1. Pembagian kerja
2. Proses scalar dan fungsional, proses pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi
3. Struktur, hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi.
4. Rentang kendali (span of control)



Bab III
Teori Organisasi Neoklasik


Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Perkembangan Teori Neoklasik
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
• Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol,Psychology and Industrial EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
• Percobaan-percobaan Hawthone
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.


Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal

Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.

Faktor – faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1. Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus,




Bab IV
Teori Organisasi Modern


Aliran besar ketiga dalam teori organisasi dam manajemen adalah teori modern atau disebut juga analisa system pada organisasi. Teori modern melihat semua unsur sebagai satu kesatuan. Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan erat dengan lingkungan yang stabil tetapi organisasi adalah suatusistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.


Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern

Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Teori modern dengan tekanan pada perpaduan (synthesis) dan perancangan (design), menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.

Teori modern bias disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh sruktur.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multi variable, dan probabilistik. Sebagai suatu sistem, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsure ,yaitu :
1. Unsure struktur yang bersifat makro
2. Unsure proses yang juga bersifat makro
3. Unsure perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro.
Ketiga unsure ditas saling kait-mengait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.



Teori Sistem Umum

Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titk awal.

Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1. Struktur static
2. Sistem dinamik sederhana
3. Sistem sibernetik
4. System terbuka
5. System genetika social
6. System hewani
7. System manusiawi
8. System social
9. System transdental



Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.



Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem

Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.

Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system.



Bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.

1. Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.

2. Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
3. Organisasi informal.
4. Struktur status dan peranan.
5. Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.



Proses-proses hubungan dalam system.

Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah

1. komunikasi ,
2. berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
3. pengambilan keputusan.



Tujuan-tujuan organisasi

Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut adalahpertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli sejalan dengan pengembangan teori system umum.



Pendekatan - Pendekatan Manajemen

• Pendekatan Proses

Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah 1) kesatuan perintah, 2) persamaan wewenang dan tanggung jawab, 3) rentang kendali yang terbatas, dan 4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.
• Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para karyawan secara individual dan kelompok kerja.
• Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitaif.
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode kuantitaif untuk memperoleh hasil optimum.
• Pendekatan Sistem
Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai 
masukan yang menghasilkan keluaran
• Pendekatan Contingency (Situasional)
Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.


2. Pengertian Perencanaan

pengertian perencanaan

pengertian perencanan

Artikel dan berita tentang pengertian perencanan adalah berikut ini, bila belum menemukan yang sesuai dengan pengertian perencanan, Anda dapat melakukan pencarian dengan kata kunci yang lain atau dengan melihat daftar post pada Sitemap. Anda juga bisa request untuk memuat artikel tentang pengertian perencanan pada kolom komentar.

EMPAT TAHAPAN DASAR PERENCANAAN
1. Pembuatan keputusan
2. Proses pengembangan dan
3. Penyeleksian sekumpulan kegiatan
4. untuk memecahkan masalah

Klasifikasi dasar rencana
– rencana :
1. Bidang fungsional
2. Tingkatan organisasional
3. Karakteristik (sifat) rencana
4. Waktu
5. Unsur – unsur rencana

=Perencanaan Strategik
dan Operasional


Antisipasi, menemukan pendekatan baru Resiko tinggi Berdasarkan pengalaman masa
lalu, Resiko rendah Pemecahan masalah Kewiraswastaan/fleksibel mengilhami perubahan radikal Organisasi kepemimpinan Birokrasi/stabil konservatif Kesempatan di waktuyang akan datang Informasi Dunia bisnis sekarang Hasil yang diperoleh Efisiensi dan stabilitas Pengembangan potensi mendatang Lingkungan sumber daya waktu
mendatang Lingkungan sumber daya waktu sekarang BatasanSasaran Laba sekarang Laba diwaktu mendatang Kelangsungan dan pengembangan jangka panjang

Faktor Waktu dan Perencanaan
• Faktor waktu sangat berpengaruh
terhadap perencanaan dalam tiga hal,
yaitu :
• Diperlukan untuk melaksanakan
perencanaan
• Diperlukan untuk melanjutkan setiap
langkah perencanaan, diperlukan untuk
mendapatkan data dan menghitung
semua kemungkinan
• Jumlah atau rentangan waktu yang akan
dicakup dalam rencana harus
dipertimbangkan.
http://dillahexclusive.blogspot.com/2010/10/pengertian-perencanaan.html

1.Fungsi Manajemen

Pendahuluan
Terdapat beberapa fungsi-fungsi menejemen yang dikemukakan para pakar, Fungsi fungsi manajemen menurut beberapa parapakar adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Pendapat lain bahwa fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi-funngsi Manajemen Dari Beberapa Pakar
Fungsi-fungsi manajemen berkembang terus menjadi melebihi empat buah (banyak).
Luther Gullick: Perencanaan; Pengorganisasian; Staf (Penyusunan pegawai); Pembinaan kerja; Pengkoordinasian; Pelaporan; Pengawasan; Anggaran.
George Terry: Perencanaan; Pengorganisasian; Penggerak (Actuating); Pengawasan.
James Stone: Perencanaan; Pengorganisasian; Pimpinan; Pengawasan.
Kootz dan Donnel: Perencanaan; Pengorganisasian; Staf (Penyusunan pegawai), Pembinaan kerja; Pengawasan.
Richard Griffin: Perencanaan; Pengorganisasian; Pimpinan; Pengawasan.
Earnest Dale: Perencanaan; Pengorganisasian; Staf (penyusunan pegawai) Presentasi; Pengawasan.
Hendry Foyal: Perencanaan; Pengorganisasian; Pimpinan; Pengawasan.
Lyndall Urwick: Peramalan; Perencanaan; Pengorganisasian; Pemberikomando; Pengkoordinasian; pelaporan; Pengawasan.
Fungsi-fungsi manajemen dari yang dikemukakan para pakar itu bila di rekapitulasi adalah sebagai berikut: Peramalan; Perencanaan; Pengorganisasian; Penggerak; Pimpinan; Pemberikomando; Staf (Penyusunan pegawai); Pembinaan kerja; Pengkoordinasian; Pelaporan; Presentasi; Pengawasan; Anggaran.
Uraian ringkas fungsi-fungsi manajemen
Berikut paparan mengenai fungsi-fungsi manajemen secara ringkas sebagai berikut:
Peramalan/Perkiraan (Forecasting)
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan perkiraaan/ taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Perencanaan (Planning)
Kegiatan seorang manejer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana, berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana, merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2) Mengapa tindakan itu harus dikerjakan ?
3) Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4) Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner, Planning adalah proses menetapkan sasaran/tujuan dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Proses menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Organisasi (Organizing)
Organisasi (Organizing) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Bila di tinjau dari proses, maka proses itu adalah proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara efektif.
Pengorganisasian atau Organizing berarti mdenciptakan suatu struktur denag bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dngan keseluruhan struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Aktual (Actuating) Menggerakkan
Mengerakkan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja denagn seidirinya atau penuh kesadaran secara brsama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal in yang dibutuhkan adalah kpemimpinan (leadership)
Pimpinan (Leading)
Pekerjaan leading meliputi empat kegiatan yaitu: 1) Mengambil keputusan. 2) Mengadakan komunikasi agar terjadi saling pengertian antara manajer dan bawahan. 3) Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak. 4) Mengkoordinasi kegiatan
Pengarahan (Directing/Commanding)
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses pelaksanaan program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasinya.
Motivasi (Motivating)
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, inovasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Inovasi (Inovation)
Inovasi adalah Proses atau hasil pengembangan atau pemanfaatan/mobi-lesasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Koordinasi (Coordinating)
Koordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
Kendali (Controlling)
Kendali, sering juga disebut Pengawasan, Controlling atau, sering juga disebut pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen beru-pa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengndalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah dmi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
Laporan (Reporting)
Adalah suatu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pimpinan yang lebih tinggi.
Staf (Staffing)
Staf merupakan suatu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Fungsi Operasional Manajemen
Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu akan sangat berbeda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya. Operasional adalah proses penentuan pengamatan kegiatan yang dapat diamati, berarti apa yang dilakukan/diamati.
Secara opersional, fungsi perencanaan untuk sumber daya manusia akan sangat berbeda dengan fungsi perencanaan untuk sumber daya alam. Demikian pula jika dilihat dari jenis organisasinya.
Dalam manajemen organisasi kegiatan/usaha (bisnis), dapat dibedakan secara garis besar menjadi fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Manajemen Sumber Daya Manusia. 2) Manajemen Produksi. 3) Manajemen Pemasaran dan 4) Manajemen Keuangan
Manajemen Sumber Daya Manusia pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola pelaksana/pekerja (orang).
Manajemen Produksi pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola kegiatan memproduksi produk
Manajemen Pemasaran pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola, mendata dan mencari pembeli/pelanggan.
Manajemen Keuangan pada pelaksanaan usaha adalah yang mengelola uang usaha yang diperoleh dari penjualan produk atau pinjaman dari badan lain dalam pelaksanaan kegiatan usaha.
Lingkaran Spiral
Aktifitas fungsi-fungsi manajemen menurut Islam, merupakan sesuatu yang berulang-ulang, menyerupai lingkaran (siklus) atau berbentuk seperti lingkaran ulir atau spiral maju kedepan yang selalu mengarah kepada perbaikan. Kejadian ini dijelaskan pada surat Alam Nasyrah [94] 5 sampai 7.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6). Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (7).
Berulang perkataan sesudah kesulitan itu ada kemudahan (ayat 5 dan 6). Ini berarti suatu siklus. Satu siklus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, kemudian dikerjakan pula siklus kedua dengan sungguh-sungguh (ayat 7).
Pada surat ini jelas terlihat penting melakukan pekerjaan dengan berulang-ulang dan sungguh-sungguh, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dari pengalaman pekerjaan pertama begitulah seterusnya. Artinya untuk jenis produk yang sama tentu didapatkan kesulitan, kemudian dilakukan perbaikan dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh diproleh hasil yang lebih baik begitulah seterusnya. Hasil perbaikan akan menghilangkan beban, memberikan kemudahan, kelapangan dan meningkatkan mutu produk karena pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari menyelesaikan kesulitan dari produk tersebut.
Perhatikan aktifitas fungsi-fungsi manajemen yang terkenal adalah POAK. Telihat merupakan sesuatu yang berulang-ulang, menyerupai lingkaran (siklus) yaitu POAK-evaluasi (perbaikan)-POAK-evaluasi (perbaikan)-POAK dan seterusnya maka terjadi berbentuk seperti lingkaran ulir atau spiral maju kedepan yang selalu mengarah kepada perbaikan.
Kejadian ini bila diperhatikan mengikuti ayat-ayat Al Qur’an surat Alam Nasyrah [94] ayat 5 sampai 7 dilengkapi dengan langkah Dan hanya kepada Tuhan mulah hendaknya kamu berharap (8). Langkah ini tidak terdapat pada POAK.
Mudah-mudahan paparan diatas dapat menjadi masukan dalam menjalankan Usaha/Orgabisasi/bisnis.
Baca juga Manajemen pada kategori ber “usaha” yok, sebagai pembuka/dasar memahami fungsi-fungsi manajemen